6 Contoh Kegiatan MPLS Menarik dan Antikekerasan: Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Aman dan Nyaman
6 Contoh Kegiatan MPLS Menarik dan Antikekerasan: Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Aman dan Nyaman – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) adalah momen penting bagi siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah, teman-teman baru, dan budaya sekolah. MPLS yang menarik dan antikekerasan tidak hanya membantu siswa beradaptasi dengan lingkungan baru, tetapi juga menciptakan suasana yang aman dan nyaman. Berikut adalah enam contoh kegiatan MPLS yang menarik dan antikekerasan yang dapat diterapkan di sekolah Anda.
Baca juga : Sensasi Main Game Honor of Kings di GraPARI: Pengalaman Gaming Terbaik di Indonesia
1. Game “Boleh atau Tidak Boleh”
Game ini bertujuan untuk mengenalkan siswa pada bentuk-bentuk kekerasan dan cara mencegahnya. Dalam permainan ini, siswa diajak untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tindakan yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Misalnya, “Boleh atau tidak kita memaksa teman untuk melakukan sesuatu?” atau “Boleh atau tidak kita berekspresi sesuai emosi yang kita rasakan?” Melalui game ini, siswa belajar membedakan antara tindakan yang benar dan salah serta memahami pentingnya menghormati hak dan perasaan orang lain1.
2. Roda Perasaan
Roda Perasaan adalah alat yang membantu siswa mengenali dan mengekspresikan emosi mereka. Dalam kegiatan ini, siswa diminta untuk memilih ikon emosi yang sesuai dengan perasaan mereka saat itu, seperti senang, sedih, marah, atau takut. Setelah itu, mereka diminta untuk menjelaskan penyebab perasaan tersebut. Kegiatan ini tidak hanya membantu siswa mengenali emosi mereka sendiri, tetapi juga mengajarkan mereka untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain1.
3. Permainan Mitos atau Fakta
Permainan ini mengajak siswa untuk memahami mana yang fakta dan mana slot bet 200 yang mitos terkait kekerasan di lingkungan sekolah. Contoh pertanyaan yang bisa diajukan adalah “Mitos atau fakta, perundungan sama dengan bercanda?” atau “Mitos atau fakta, kekerasan verbal tidak seberbahaya kekerasan fisik?” Melalui permainan ini, siswa belajar membedakan antara informasi yang benar dan salah serta memahami dampak negatif dari kekerasan1.
4. Deklarasi Anti Kekerasan
Deklarasi Anti Kekerasan adalah kegiatan di mana seluruh siswa dan staf sekolah berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan. Dalam kegiatan ini, siswa diajak untuk menandatangani deklarasi yang berisi komitmen untuk tidak melakukan kekerasan dan saling menghormati. Deklarasi ini kemudian dipajang di tempat yang mudah dilihat sebagai pengingat bagi semua orang untuk selalu menjaga sikap dan perilaku mereka2.
5. Pameran Seni Anti Kekerasan
Pameran seni adalah cara kreatif untuk menyampaikan pesan anti kekerasan. Siswa diajak untuk membuat karya seni, seperti poster, lukisan, atau instalasi, yang menggambarkan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. Karya-karya ini kemudian dipamerkan di sekolah untuk dilihat oleh semua siswa dan staf. Pameran seni ini tidak hanya mengembangkan kreativitas siswa, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya mencegah kekerasan2.
6. Sesi Tanya Jawab dengan Ahli
Mengundang ahli, seperti psikolog atau konselor, untuk berbicara tentang kekerasan dan cara mengatasinya dapat memberikan wawasan yang berharga bagi siswa. Dalam sesi ini, siswa dapat mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban langsung dari ahli. Sesi tanya jawab ini membantu siswa memahami lebih dalam tentang dampak kekerasan dan cara-cara untuk mencegahnya. Selain itu, siswa juga belajar tentang pentingnya mencari bantuan jika mereka mengalami atau menyaksikan kekerasan3.
Kesimpulan
MPLS yang menarik dan antikekerasan adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa. Dengan mengadakan kegiatan seperti game “Boleh atau Tidak Boleh,” Roda Perasaan, permainan Mitos atau Fakta, Deklarasi Anti Kekerasan, Pameran Seni Anti Kekerasan, dan Sesi Tanya Jawab dengan Ahli, sekolah dapat membantu siswa memahami pentingnya menghormati hak dan perasaan orang lain serta mencegah kekerasan. Semoga contoh kegiatan ini dapat menginspirasi sekolah-sekolah untuk mengadakan MPLS yang lebih edukatif dan menyenangkan.